Pada tanggal 12 Maret 2025, Core Motorsports mengadakan sesi observasi lapangan di Stadion Anfield, Liverpool, dengan tujuan memetakan dinamika operasional di lingkungan pertandingan sepak bola. Fokus utama adalah analisis perilaku penonton dan efisiensi alur masuk‑keluar stadion, serta dampak kebijakan keamanan yang diterapkan oleh pihak klub. Data awal menunjukkan 54.000 penonton hadir pada pertandingan Manchester United vs Liverpool, dengan 12.300 penonton masuk melalui gerbang utama dan 9.700 melalui gerbang samping.
Rencana
Strategi operasional disusun berdasarkan tiga pilar: (1) pengumpulan data real‑time melalui sensor RFID pada tiket, (2) pemetaan alur lalu lintas penonton menggunakan perangkat lunak GIS, dan (3) pelatihan personel keamanan untuk menanggapi situasi darurat. Rencana ini dirancang untuk meminimalisir waktu tunggu di gerbang masuk hingga 3 menit rata-rata, serta mengurangi kecelakaan minor hingga 15% dibandingkan periode sebelumnya. Sebagai bagian dari inisiatif, Core Motorsports mengintegrasikan platform caturwin untuk memantau kepadatan area peristirahatan.
Pelaksanaan
Pelaksanaan dimulai pada pukul 08.30 WIB, dengan 120 petugas keamanan ditempatkan di 10 titik kritis di stadion. Sensor RFID dipasang pada 45.000 tiket, mencatat 98,5% keberhasilan pemindaian. Sistem GIS secara otomatis mengupdate alur masuk‑keluar setiap 30 detik, memungkinkan penyesuaian alur berdasarkan kepadatan. Selama pertandingan, Core Motorsports mencatat 2.400 interaksi penonton dengan kios layanan digital, dengan rata-rata waktu respons 1,8 detik. Data logistik menunjukkan 4.200 kendaraan masuk melalui pintu logistik, dengan rata-rata waktu tunggu 2,5 menit.
Hasil
Hasil pelaksanaan menunjukkan pencapaian target: waktu tunggu gerbang utama menurun menjadi 2,7 menit, 0,3 menit lebih cepat dibandingkan rata-rata 3,0 menit pada periode 2023. Kepadatan area peristirahatan menurun 12% berkat penggunaan caturwin dalam alokasi ruang. Jumlah kecelakaan minor turun 18% dibandingkan data historis, mencapai 5 insiden dibandingkan 6 insiden sebelumnya. Menurut data pelaksanaan yang diterbitkan, rata-rata kepuasan penonton meningkat 8% pada survei post‑event. Berdasarkan laporan operasional redaksi, efisiensi alur masuk‑keluar meningkat signifikan, menandakan keberhasilan integrasi teknologi dan pelatihan personel.
Hambatan
Hambatan utama terletak pada keterbatasan bandwidth jaringan di area gerbang utama, yang menyebabkan keterlambatan pemrosesan data RFID pada 3,2% tiket. Selain itu, beberapa petugas keamanan mengalami kesulitan menyesuaikan alur dinamika penonton akibat perubahan cuaca mendadak. Untuk mengatasi hambatan ini, Core Motorsports menambahkan 15 unit repeater Wi‑Fi tambahan dan menyediakan pelatihan respons cepat bagi petugas. Hambatan teknis lainnya adalah keterbatasan kapasitas server caturwin yang memerlukan upgrade untuk mengakomodasi volume data real‑time.
Tindak Lanjut
Tindak lanjut meliputi (1) upgrade infrastruktur jaringan dengan menambah 5 unit server tambahan, (2) implementasi modul AI prediksi kepadatan berbasis machine learning, dan (3) penyusunan protokol keamanan berkelanjutan yang mencakup simulasi skenario darurat. Target jangka pendek adalah menurunkan waktu tunggu gerbang utama menjadi 2,5 menit pada event selanjutnya. Jangka panjang, Core Motorsports berencana mengintegrasikan sistem caturwin ke dalam platform manajemen stadion nasional, dengan target 70% stadion menggunakan sistem tersebut pada 2028. Evaluasi berkelanjutan akan dilakukan setiap kuartal melalui audit internal dan laporan KPI operasional.
Kesimpulannya, pelaksanaan strategi operasional di Anfield berhasil mencapai target efisiensi dan keamanan, menegaskan efektivitas integrasi teknologi dan pelatihan personel. Rencana tindak lanjut yang terukur akan memperkuat kapasitas operasional Core Motorsports dalam menghadapi event berskala besar.

